Dampak televisi bagi anak-anak
Sebaliknya, menonton acara televisi yang
berkualitas dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia prasekolah. Acara
televisi yang paling banyak diteliti ialah sesame street yang menunjukkan efek positif untuk
pembelajaran bahasa bila ditonton anak usia 3–5 tahun. Sebagai perbandingan,
penelitian menunjukkan bahwa acara televisi tanpa maksud pendidikan—seperti film kartun pada umumnya—tidaklah berhubungan
dengan peningkatan kemampuan berbahasa. Setelah remaja, anak-anak yang pada
usia prasekolah biasa menonton Sesame
Street ternyata meraih nilai
pelajaran yang lebih tinggi, lebih banyak membaca buku, dan lebih bermotivasi
untuk meraih prestasi dibandingkan dengan remaja yang pada saat berusia
prasekolah tidak menonton acara tersebut.
Melalui televisi, anak-anak dan remaja juga
dapat belajar mengenai perilaku antikekerasan, empati, toleransi kepada orang
dari ras atau etnis lain, dan rasa hormat kepada orang yang lebih tua, Informasi mendidik juga dapat
diselipkan dalam program yang populer bagi remaja, misalnya pendidikan mengenai kontrasepsi yang
berhasil dilakukan melalui salah satu episode serial televisi Amerika Serikat, FriendsNamun demikian, menonton televisi juga
berpotensi memberikan dampak negatif bagi anak-anak dan remaja, seperti
perilaku agresif, penyalahgunaan zat, aktivitas seksual yang berisiko,obesitas, gangguan pola makan, dan
menurunnya prestasi di sekolah. Bila di dalam kamar anak terdapat televisi,
risiko anak mengalami kelebihan berat badan dan kemungkinan anak meroko meningkat, anak menjadi kurang
membaca dan melakukan hobi lainnya, serta waktu tidur anak berkurang
Pada tahun 2001, Akademi Dokter Anak
Amerika merekomendasikan sejumlah hal untuk mengatasi potensi dampak negatif
televisi bagi anak-anak dan remaja, termasuk mengeluarkan televisi dari kamar
anak, menghindarkan tontonan televisi dari anak berusia di bawah 2 tahun, serta
mendorong orang tua untuk menemani anak menonton televisi dan memantau program
televisi yang ditonton anak-anak agar informatif, mendidik, dan tidak berisi
kekerasan.Sejak akhir 1990-an, semakin banyak orang
tua yang mengizinkan bayinya menonton televisi seiring dengan
semakin banyaknya produk DVD yang
diiklankan dapat membantu perkembangan bahasa dan kognitif bayi. Namun
demikian, tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa menonton televisi sejak
usia dini dapat meningkatkan perkembangan berbahasa anak. Sebaliknya, bukti ilmiah
menunjukkan bahwa bayi yang menonton DVD semacam itu memiliki kemampuan
berbahasa yang lebih rendah. Selain itu, bila kemampuan anak mengenal huruf dan
angka diukur pada usia sekolah, anak yang menonton televisi sebelum berusia 3
tahun memiliki skor yang lebih rendah daripada anak yang tidak menonton
televisi sebelum berusia 3 tahun. Demikian pula, semakin banyak anak menonton
televisi sebelum usia 3 tahun, semakin tinggi kemungkinannya mengalami masalah
perhatian pada usia 7 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar